Home » Kongkow » Tahukah Kamu » 7 Kisah Unik Ini Ternyata Dimiliki Para Pahlawan Nasional, Sudah Tahu?

7 Kisah Unik Ini Ternyata Dimiliki Para Pahlawan Nasional, Sudah Tahu?

- Sabtu, 10 November 2018 | 10:36 WIB
7 Kisah Unik Ini Ternyata Dimiliki Para Pahlawan Nasional, Sudah Tahu?

Perjuangan pahlawan dalam memerdekaan dan mempertahankan kedaulatan negara tak boleh luput dari ingatan. Karena tanpa kehadiran mereka mungkin kita tak bisa hidup aman seperti saat ini. Dibalik kisah heroik para pahlawan ada secuil cerita unik yang mengiringi. Berikut ada tujuh kisah unik yang ternyata dialami oleh pahlawan bangsa.

1. Ir.Soekarno dan sepeda onthel

Pahlawan nasional yang satu ini sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Beliau merupakan Presiden pertama sekaligus founding father negara tercinta ini. Di balik sosoknya yang karismatik ini ternyata pria kelahiran Surabaya ini suka sekali bersepeda onthel. Kisah-kisah soal dirinya dengan sepeda onthel pun seolah jadi satu yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sang Proklamator.

Diceritakan dulu Soekarno berusaha menabung untuk membeli sebuah sepeda dan akhirnya terwujud. Namun, suatu hari Harsono yang merupakan anak dari gurunya yaitu H.O.S Tjokroaminoto, yang masih berumur tujuh tahun mengeluarkan sepedanya diam-diam tanpa seizin dari Soekarno. Harsono tak mampu mengendalikan sepeda dan akhirnya menubruk tembok. Soekarno yang mengetahui kejadian itu langsung marah dan menyepak bokong Harsono karena sepedanya yang rusak.

Selain soal sepeda rusak, ternyata Soekarno juga punya bakat freestyle onthel lho. Dirinya mampu menghentikan laju sepeda tanpa menurunkan kaki ke tanah. Beliau hanya membungkukkan badan dan memegang roda depan saja. Wah, keren juga ya?

2. Jenderal Sudirman seorang guru yang dihormati

Dikenal sebagai salah satu prajurit perang yang berhasil menghalau pasukan Inggris di Ambarawa, Jenderal Sudirman ternyata dulu sempat merintis karier sebagai tenaga pendidik. Beliau pernah menjadi guru di sekolah Muhammadiyah di Cilacap. Jenderal yang berasal dari Purbalingga ini diminta langsung oleh perintis sekolah tersebut meskipun dirinya tak tuntas mengenyam pendidikan guru karena terkendala biaya. 

Meski begitu, ternyata semangatnya tak luntur untuk menjadi guru. Beliau pun belajar secara khusus dari guru-gurunya di perguruan Wiworotomo dan lambat laun dirinya berhasil menguasai teori dan praktek sebagai seorang guru. Selain gigih, Jenderal Sudirman juga dikenal sebagai orang yang punya sikap kebapakan. Dirinya sabar dan senantiasa mendidik murid-muridnya dengan tulus. Tak heran jika anak didiknya menaruh rasa hormat padanya.

3. Bung Hatta tak sempat membeli sepatu idaman

Jika melihat kehidupan orang yang duduk di bangku kekuasaan negara rasanya tak bisa dilepaskan dari persepsi hidup mewah. Punya mobil, barang mewah dan selalu mendapatkan keistimewaan jadi yang selalu terlintas di benak. Namun, hal tersebut nyatanya tak tersirat dari jalan hidup seorang Mohammad Hatta. Bahkan, ada kisah pilu yang berhubungan dengan sepatu.

Bung Hatta sangat ingin membeli sepatu Bally bahkan sampai menggunting iklan sepatu itu. Namun, uangnya selalu habis untuk keperluan rumah tangga dan membantu kerabat yang kesulitan. Hingga dirinya wafat sepatu keluaran Swiss itu tak pernah jadi miliknya.

4. W.R. Supratman yang cinta musik dan biola karena kakak iparnya

Siapa yang tak mengenal Wage Rudolf Supratman. Beliau adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tapi, tahukah kamu bahwa ada peran seorang kakak iparnya yang membuat pria kelahiran 9 Maret 1903 itu menaruh hati pada dunia musik. Di sela sibuk belajar di sekolah, W.R. Supratman melihat van Eldik bermain biola. Alunan lagu-lagu indah selalu terdengar setiap biola digesek oleh kakak iparnya itu. Seringnya dirinya bergaul dengan van Eldik lambat laun menyemaikan rasa cintanya pada seni musik.

Dibimbing langsung oleh kakak iparnya, W.R Supratman pun mahir bermain biola dalam waktu tiga tahun. Dirinya mampu membawakan lagu-lagu klasik ciptaan Beethoven, Liszt, dan Chopin. Dirinya pun masuk dalam grup musik Black White Jazz Band bentukan van Eldik. Kelompok ini pun mencuri perhatian tentara Belanda dan seluruh orang di kota Makassar hingga namanya makin dikenal.

5. Marsda Adisutjipto dan pekerjaan sebagai juru tulis

Terkadang cita-cita yang ingin digapai selalu melalui serangkaian jalan terjal. Itulah yang dialami seorang Marsda TNI Mas Agustinus Adisucipto. Keinginannya untuk menjadi seorang penerbang ulung harus tertunda sementara. Itu akibat dari kedatangan bala tentara Jepang ke Indonesia. Alhasil, dirinya pun kembali ke kota kelahirannya yakni Yogyakarta dan bekerja sebagai juru tulis salah satu perusahaan angkutan bis.

Penantiannya sebagai penerbang akhirnya membuahkan hasil setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan. Dirinya masuk dalam Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan menjadi penerbang Indonesia pertama yang berhasil mengudara menggunakan pesawat peninggalan Jepang yang diberi nama "Cureng".

6. Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan geger pedagang pasar yang dibuatnya pingsan

Pernahkah kamu membayangkan seorang Sultan mengantar rakyatnya ke pasar? Mungkin kejadian macam ini bakal bikin banyak orang kaget. Ini juga yang pernah dialami Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau punya kegemaran mengendarai mobil. Suatu ketika, Sri Sultan sedang berkeliling mengemudikan mobil Jip. Di tengah perjalanan ada seorang ibu yang mencegatnya dan mengira dirinya adalah sopir angkut sayur. Maklum, saat itu armada angkutan umum tidak seragam layaknya taksi sekarang ini. 

Bapak Pramuka Indonesia pun mengantar ibu ini ke pasar hingga ikut menurunkan barang dagangan milik perempuan itu. Ketika si ibu memberikan uang sebagai upah dirinya menolak. Dari polisi di sekitar pasar, Ibu itu lantas mengetahui bahwa yang mengantarnya adalah orang berkuasa di keraton. Seketika, ibu ini pingsan dan cerita ini pun heboh hingga dimuat dalam surat kabar.

7. Sayuti Melik dan teks proklamasi yang dibuang

Cerita di balik perjalanan proklamasi kemerdekaan memang selalu menarik untuk dibahas. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam tonggak perubahan sejarah Indonesia. Salah satu yang punya andil di dalamnya adalah Sayuti Melik. Meski hanya bertugas sebagai juru ketik, namun perannya tak bisa dikesampingkan. Di balik kisah heroik itu terselip kisah unik yang melibatkan pria kelahiran Sleman tersebut.

Saat teks proklamasi telah disetujui oleh hadirin yang ikut dalam perumusan, tulisan tangan Soekarno lantas diberikan kepadanya. Tuntas diketik Sayuti Melik pun lantas membuang kertas tulisan tangan Bung Karno itu ke tempat sampah. BM Diah yang berada di dekatnya lantas memungut kertas itu dan menyimpannya. Di tahun 1992, tulisan tangan sang Proklamator itupun diserahkan kepada Presiden Soeharto. 

Kisah-kisah di balik perjuangan mereka demi bangsa dan negara jadi satu yang tak bisa dilepaskan. Karena memang setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dan seperti kata Bung Karno kita tak boleh melupakan sejarah. Selamat Hari Pahlawan!

Cari Artikel Lainnya