Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Kenapa Guru Harus Kreatif Dalam Mengajar?

Kenapa Guru Harus Kreatif Dalam Mengajar?

- Senin, 22 Oktober 2018 | 14:45 WIB
Kenapa Guru Harus Kreatif Dalam Mengajar?

Menjadi guru merupakan profesi yang mulia karena seorang guru membutuhkan kesungguhan, keseriusan dan ketulusan pengabdian dari hati dalam mengajar murid-muridnya.   Seorang guru harus amanah dalam mengemban tugasnya.Seperti namanya, guru, yaitu digugu lan ditiru, yakni seseorang yang dapat memberikan panutan, contoh atau teladan kepada muridnya dengan bersikap arif dan bijaksana.    Sehingga mereka harus membimbing dan menuntun untuk menjadikan seseorang pintar dan dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Seorang guru yang sadar akan profesinya itu hendaknya jangan terkungkung dalam comfort zone.Yaitu hanya menjalankan rutinitas harian dengan mengajar saja, tanpa ketulusan untuk terus mengasah kemampuan dan kreatifitasnya. Tetapi peranan guru juga harus memperhatikan aspek-aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran di kelas. Peranan guru harus didasari atas komitmen mendidik dengan tujuan mulia yaitu melahirkan generasi-generasi masa depan yang unggul dan cerah. Karena guru yang cerdas dan kreatif akan melahirkan output murid-murid yang cerdas dan kreatif juga. Oleh karena itu guru harus mampu mengeksplorasi semua potensi dan kemampuan dirinya. Guru harus akrab dengan berbagai sumber keilmuan dan media informasi baik cetak maupun elektronik.    Guru berupaya untuk terus up to date mengikuti perkembangan jaman sehingga cakrawala berpikirnya akan terbuka dan mendapatkan banyak informasi sehingga menambah wacana untuk melakukan suatu aktiftas pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

Kita dapat bercermin contoh pembelajaran kreatif dengan kisah Bapak Supriyanto, guru di SDN 005 Bukit Jaya, Riau, dalam menumbuhkan minat baca murid-muridnya.   Beliau berhasil  membuat muridnya menjadi cinta membaca. Awalnya minat baca di sekolah ini sangat rendah.Secara geografis, sekolah ini terletak di pedalaman Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.    Fasilitas disana masih sangat terbatas, sulit akses informasi dan sulit akses  untuk menuju Ukui.

Kondisi perpustakaan sekolah tersebut tidak terurus, buku-bukunya sampai berdebu karena tidak terbaca.   Setelah mengikuti pelatihan meningkatkan minat baca siswa di pedalaman tahun 2010, yang diadakan oleh Tanoto Foundation, Pak Supri beserta lima orang guru lainnya berbenah perpustakaan dan menyeleksi buku-buku sesuai kategori bacaannya.

Ternyata keberadaan perpustakaan belum merangsang para murid untuk berminat mengunjungi perpustakaan.   Akhirnya Pak Supri membuat cara lain yang lebih kreatif dalam belajar, bagaimana caranya agar murid-murid mau mengunjungi perpustakaan.

Metode yang Ia lakukan adalah :

  1. Murid-murid dibebaskan membaca cerita fiksi yang ada di perpustakaan
  2. Membuat tugas yang bahannya ada di perpustakaan
  3. Setelah membaca buku, murid-murid membuat narasi tentang tokoh-tokoh di dalam cerita dari buku yang mereka baca
  4. Murid akan membacakan di dalam kelas sehingga yang lain dapat ikut mendengarkan dan menambah wawasan baru. Metode ini juga dapat melatih percaya diri anak.
  5. Murid mementaskan drama sederhana dari buku yang dibaca
  6. Mempraktekkan buku pelajaran yang dibaca murid. Misalnya dalam pelajaran IPA, tidak hanya membaca teori tapi murid-murid langsung mempraktekkan di alam.

Metode ini berhasil diterapkan Pak Supri dalam menumbuhkan minat baca murid-muridnya.   Sampai-sampai seluruh buku yang ada di perpusatakaan sekolah telah dibaca oleh para murid.    Mereka pernah mencoba permainan tebak judul buku, namun ketika bukunya baru tergerak sedikit saja murid-murid sudah langsung bisa menebak judul buku tersebut.    Metode ini pun berhasil meningkatkan prestasi seluruh murid sekolah ini.    Pada tahun 2009, masih ada murid yang lulus dengan nilai 4.   Tetapi sejak didirikan perpustakaan tahun 2010, tidak ada murid yang lulus dengan nilai 4. Angkanya naik semua.

Keberhasilan Pak Supri dan rekan-guru lainnya di SDN 005, Bukit Jaya, Riau, dikatakan kreatif karena cara mengajarnya tidak kaku dan tidak membosankan.    Tetapi Ia dapat memiliki banyak ide baru untuk proses pengajarannya sehingga dapat menghadirkan suasana kelas yang nyaman, hangat, menarik dan menyenangkan.   Perilaku konstruktif para murid dari tidak minat membaca menjadi minat untuk membaca berhasil ditumbuhkan oleh beliau.   Proses pembelajaran jadi menyenangkan, murid-murid semangat untuk belajar serta tidak bosan di dalam kelas. Bila murid hatinya senang, mereka akan lebih mudah untuk menerima dan memahami pelajaran.   Inilah yang disebut dengan proses pembelajaran efektif, dimana tujuan dari pembelajaran itu sendiri agar murid memahami materi dan keterampilan yang diberikan dapat tercapai.

Menjadi seorang guru yang kreatif memang tidak mudah.    Diperlukan usaha lebih dalam menggali potensi sisi kreatifitas dari guru tersebut.  Untuk menjadi guru yang kreatif, Andi Yudha Isfandiyar atau yang biasa dipanggil Kak Andi Yudha, salah satu pemerhati anak dan pendidikan sekaligus pendongeng serta penulis buku cerita anak MIO, menggunakan prinsip “FORCHILDREN”, yaitu Fleksibel, Optimis,  Respek,  Cekatan, Humoris,  Inspiratif,  Lembut,  Disiplin,  Responsif,  Empatik, dan  Nge-friend.  Prinsip lain yang dapat diterapkan adalah “not only teach, but also touch”, yaitu guru tidak hanya mengajar tetapi juga menyentuh hati para muridnya lewat uluran kasih sayangnya.

Sedangkan menurut Kak Zepe, seorang pakar pendidik anak, trainer, penyanyi  dan pencipta lagu anak Indonesia, Ciri-ciri guru yang kreatif  adalah :

1. Berpikir inovatif

Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya.

2. Percaya diri 
Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif.   Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena apa pun karya yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya.   Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa setelah menerima materi pelajaran yang diberikan.   Kalau pun anak didik merasa tidak suka atau tidak puas, guru yang kreatif seharusnya peka dalam hal ini.   Langkah selanjutnya, dia akan mencoba mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang sesuai dengan selera dan kemampuan anak didiknya.   Tapi bagi saya, masalah siswa puas atau senang dengan metode pelajaran yang kita berikan adalah urusan belakangan. Yang terpenting adalah sikap pantang menyerah untuk selalu memberikan yang terbaik kepada anak-anak didiknya.   Karena apa pun metode pengajaran yang diberikan, bila bervariasi, maka siswa pasti tidak akan bosan.

3. Tidak gaptek 
Gaptek (gagap teknologi) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif.   Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman.   Dia bisa mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul” menjadi sesuatu yang menarik.   Bagaimana bisa menjadi menarik? Karena dia bisa menggabungkan sesuatu yang “jadul” dengan sesuatu yang modern.   Misalnya, memvariasikan permaianan tradisional dengan permainan modern.

4. Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti 
Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya.   Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.

5. Terus Belajar dan Belajar 
Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif.    Bukan tidak ada kata puas yang negative.   Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik, dan sekolah.

6. Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya

Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang kreatif biasanya mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta.   Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.

7. Kooperatif

Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga sebagai manusia.   Itulah kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa bekerjasama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah.   Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi dan visi diri dengan misi dan visi sekolah dan mengurangi kesalahpahaman dan permasalahan yang mungkin terjadi.

8. Pandai Memanfaatkan “Apa yang Ada”

Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan apa yang ada di dalam sekolah.   Ia tahu cara memanfaatkan sesuatu yang “kurang bermanfaat” menjadi sarana belajar yang menarik. ”   Misalnya, tahu bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik untuk menjadi sebuah kerajinan tangan yang menarik.   Karena disampaikan dengan cara mengajar yang menarik, barang yang sudah kurang bermanfaat tersebut dapat disulap menjadi sesuatu yang luar biasa.   Guru yang kreatif Ini tentunya dapat menghemat biaya atau pengeluaran sekolah karena idenya dalam menemukan sesuatu.

9. Bisa menerima Kritik

Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi seorang guru yang kreatif.   Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa belajar dari kekurangannya dan kesalahannya.    Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama.    Hal ini tentunya juga akan bermanfaat bagi perkembangan diri guru kreatif.

10. Mengajar Dengan Cara Menyenangkan

Seorang guru yang kreatif biasanya kaya akan ide sehingga tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya.    Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.    Dia tidak hanya mengajar berdasarkan kurikulum atau materi yang sudah ditetapkan oleh sekolah, namun bisa pula mengembangkannya. Sehingga proses transfer ilmu tidak melulu dengan cara yang sama, namun bisa bervariasi.    Hal ini biasanya membuat anak didik menjadi tidak bosan dan tidak terbebani dengan materi pelajaran yang mereka terima, selain itu bisa menjadi inspirasi bagi guru lain untuk berpikir kreatif juga.

 

11. Membentuk ciri khas sekolah
Penemuan metode-metode pengajaran yang biasanya banyak dihasilkan oleh guru kreatif, akan membantu sekolah dalam menemukan ciri khasnya. Misalnya, ada seorang guru yang ahli dalam bidang menari, dan bisa menemukan sebuah metode menari sambil belajar membaca.   Hal ini bisa menjadi salah satu kelebihan sekolah, dan bila terus dikembangkan dan dipertahankan bisa menjadi sebuah ciri khas sekolah.   Ciri khas sekolah bisa menjadi kebanggaan dan kelebihan tersendiri, karena dengan adanya ciri khas yang ada di sebuah sekolah, maka sekolah tersebut menjadi mudah dikenal.

12. Banyak Relasi
Guru yang kreatif biasanya tidak pernah menyerah dalam belajar sesuatu.   Meskipun dia ahli dalam bidang kerajinan tangan, biasanya dia juga memiliki keinginan untuk belajar sesuatu yang baru.   Hal ini memungkinkan guru kreatif untuk bergaul dengan banyak orang. Untuk apa? Tentu saja untuk bisa “berguru” dengan banyak orang, dan memperoleh ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang baru.

13. Tidak “melulu” Berorientasi Pada Uang Dalam Berkarya
Bagi seorang guru yang kreatif, uang bukanlah tujuan utamanya. Yang menjadi tujuan utamanya dalam mengajar adalah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman.    Dari segala tugas yang dia terima dan dia laksanakan dia bukan berorientasi pada uang yang akan dia dapat, melainkan pengalaman yang dia dapatkan.    Dia tidak akan bertanya,”Dengan melakukan ini, aku dapat uang berapa?”   Namun dia akan berkata,”Aku sangat bersyukur karena bisa mendapatkan pengetahuan yang baru dengan melakukan tugas ini.”(Bunda Ranis)

Cari Artikel Lainnya