Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Kiat Menjadi Sosok Guru Yang Bersahabat dan Dekat Di Hati Murid-muridnya

Kiat Menjadi Sosok Guru Yang Bersahabat dan Dekat Di Hati Murid-muridnya

- Kamis, 11 Oktober 2018 | 14:34 WIB
Kiat Menjadi Sosok Guru Yang Bersahabat dan Dekat Di Hati Murid-muridnya

Kedekatan hati seorang pendidik dengan anak-anak perlu dijaga. Karena dengan adanya kedekatan hati dengan anak-anak didik, maka anak-anak didik pun akan semakin semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin baik kedekatan seorang pendidik dengan anak-anak didiknya, maka anak-anak pun akan semakin mau memperhatikan apa pun yang dikatakan dan diajarkan oleh pendidik. Agar kedekatan seorang guru semakin baik dan tetap terjaga, seorang pendidik perlu melakukan hal-hal di bawah ini:

1. Menghindari kata-kata yang berunsur negatif

Memperbanyak kata-kata positif dan motivatif lebih baik daripada menggunakan kata-kata yang memiliki unsur negatif. Kata-kata yang berunsur negatif adalah kata-kata yang memiliki makna menghakimi. Kata-kata yang memiliki makna menghakimi misalnya adalah “bohong”, “nakal”, “malas”, dan lainnya. Akan lebih baik bila seorang pendidik menggunakan kata-kata yang positif dan bisa memberikan semangat kepada anak didik agar terpacu untuk melakukan hal yang positif atau menjadi pribadi yang baik. Contoh kata-kata positif adalah “hebat”, “Semangat”, “Bagus” dan lainnya.  Berhati-hatilah pula saat kita hendak menasihati anak didik. Jangan langsung menuju apa yang menjadi kesalahan atau pun kelemahan mereka. Kita perlu memberikan kata-kata positif dan motivatif terlebih dahulu. Pastikan hal itu berhubungan apa yang menjadi kelebihan atau pun perkembangan positif yang terjadi pada anak didik, misalnya “Kamu hebat lho, minggu ini bisa datang tepat waktu. Kualitas tulisan juga baik, bertambah rapi. Saat pembelajaran, kamu juga terlihat sangat aktif. Tapi ada yang perlu kamu kurangi, yaitu bercanda dengan teman saat pembelajaran berlangsung. Karena hal itu sangat merugikanmu dan teman-temanmu…. .”

2. Menjaga hati saat menasihati

Seorang pendidik perlu memiliki kepekaan hati. Kepekaan hati dengan perasaan orang lain bisa disebut dengan “empati”. Seorang guru perlu memiliki empati yang tinggi. Hindarilah mengingatkan anak didik dengan cara mempermalukan anak di depan umum. Misalnya, saat anak berbuat kesalahan di kelas, kita meminta anak berdiri lalu menasihati dengan nada keras di hadapan teman yang lain. Hal ini bisa menyakiti hati anak didik yang berbuat kesalahan. Bila hal ini dilakukan secara terus menerus, akan tercipta jarak hati kita dengan anak-anak didik kita. Kita akan mendapatkan image sebagai guru yang “galak”, “mudah marah”, dan bahkan “menakutkan”.  Cara efektif menasihati anak didik yang berbuat salah adalah:

a. Memberikan peringatan
Jangan langsung menggunakan nada tinggi atau marah saat menasihati. Kita bisa memberikan peringatan sebanyak minimal 3 kali.  Atau jangan langsung menggunakan nada bicara tinggi, kita bisa menggunakan nada bicara rendah terlebih dahulu. 

b. Menasihati secara tersembunyi
Saat anak-anak berada d dalam kelas, mungkin kita akan menemukan anak yang melakukan kesalahan. Bila ada anak yang melakukan kesalahan, kita tidak harus menasihatinya secara langsung, namun kita bisa menasihatinya di saat-saat khusus. Misalnya dengan memanggilnya dan berbicara empat mata, atau memanfaatkan saat-saat santai untuk bisa mengobrol dengan anak didik.

3. Bersikap ramah dan murah senyum

Keramahan seorang pendidik harus ditunjukkan dalam hidup sehari-hari. Misalnya dengan cara memberikan salam kepada anak-anak didik atau memberikan senyuman saat bertemu dengan anak didik. Tidak perlu menunggu anak didik memberikan salam, sesekali kita pun bisa memberikan salah kepada anak-anak didik, sehingga kita bisa memberikan teladan kepada anak didik untuk tidak perlu menunggu saat memberikan salam kepada orang lain. Jangan lupa untuk menyebut nama anak-anak didik saat memberikan salam. Mereka akan merasa sangat diperhatikan bila disebut namanya.

Senyuman yang tulus kepada anak-anak didik bisa membangun kedekatan dengan anak didik. Senyuman yang tulus bisa tercipta saat hati kita damai. Jadi, sebagai pendidik kita perlu menjaga kedamaian hati. Jaga tindakan dan kata-kata, agar tidak menyakiti hati orang lain. Karena bila kita mudah menyakiti hati orang lain, kedamaian hati juga sulit kita dapatkan. 

4. Menjadi “tokoh pemersatu”

Setiap pribadi anak-anak didik kita tentu memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Mereka juga memiliki perbedaan latar belakang, misalnya beda agama, suku, dan lainnya. Sebagai pendidik kita harus bisa menyatukan mereka semua, baik melalui nasihat-nasihat, mengatur posisi tempat duduk, dan bersikap adil kepada semua anak didik. Bila masih ada anak didik yang merasa dirinya disingkirkan, merasa dirinya tidak diperhatikan, atau pun merasa tidak punya teman, seorang pendidik harus peka akan situasi ini dan perlu lekas melakukan tindakan.

5. Bersikap rendah hati

Tiada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan sosok guru yang memang harus menjadi teladan. Jangan sampai hanya karena menjaga “image”, kita menjadi sosok yang pantang dalam mengakui kesalahan atau meminta maaf saat berbuat salah. Teladan kerendahan hati bagi seorang guru juga sangat penting. Hal ini juga akan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak didik supaya mereka pun mau mengakui kesalahan saat berbuat salah. 

6. Menjaga sopan santun berbicara dan bertingkah laku

Sebagai pendidik, kita harus bisa memberikan teladan sopan santun kepada anak-anak didik kita. Kita perlu menjaga gaya bicara kita agar anak-anak benar-benar merasakan wibawa guru yang melekat pada diri kita. Sehingga saat ada anak-anak didik yang melakukan hal-hal yang kurang pantas atau kurang sopan, nasihat yang kita berikan pun bisa lebih didengarkan dan dipatuhi oleh anak-anak didik kita. 

7.    Tekun dalam memotivasi anak

Setiap anak didik juga memiliki kelemahan. Jangan sampai kita sendiri malah menjadi kurang bisa mengontrol diri saat melihat kelemahan yang ada pada diri anak-anak didik kita. Sebagai pendidik, kita harus bisa memotivasi anak dengan setiap kelebihan dan kelemahan mereka agar mau mereka. Kembangkan kelebihan anak dengan berbagai cara di sekolah. Sedangkan untuk anak-anak dengan kelemahan mereka, kita harus berusaha memberikan dukungan, semangat, dan motivasi agar mereka bisa berkembang menjadi lebih baik. 


Selain itu, kita juga perlu memberikan motivasi dengan cara memberikan kepercayaan kepada anak-anak dengan kelemahan tertentu. Jangan ragu untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar menjadi ketua kelas kepada anak-anak yang pemalu atau pendiam. Justru dengan memberikan kepercayaan kepada anak-anak dengan kelemahan tertentu, mereka akan semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda menjadi sosok yang disegani namun sekaligus disayang oleh anak-anak didik Anda? Tiada manusia yang sempurna, kita semua butuh belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik. Semoga artikel ini bisa memotivasi Anda untuk menjadi sosok guru yang benar-benar dekat di hati anak-anak didik Anda, dan semoga nama Anda pun akan selalu hidup di dalam sanubari anak-anak didik Anda. 

 

Cari Artikel Lainnya