Home » Kongkow » Tips & Trik » Terkuak, Cara Paling Mujarab “Ngerjain” Teman yang Suka Bohong

Terkuak, Cara Paling Mujarab “Ngerjain” Teman yang Suka Bohong

- Sabtu, 30 April 2016 | 00:27 WIB
Terkuak, Cara Paling Mujarab “Ngerjain” Teman yang Suka Bohong
Kebohongan adalah sebuah rencana dan niat. Artinya, orang yang berbohong memang telah merencanakannya. Tak sedikit, saking berniat merencanakan kebohongan, mereka hingga menghafal tahapan yang harus diceritakan.

Nah, jika Anda tipe orang yang penyabar dan bijaksana sehingga Anda merasa lebih baik menerima saja dibohongi ketimbang merusak hubungan dengan teman atau pasangan, itu salah. Anda benar-benar salah.

Sebab, membiarkan orang lain berbohong kepada Anda merupakan tindakan yang tidak adil terhadap diri sendiri. Kebiasaan bersikap seperti ini akan berujung pada kebodohan.

Oleh karena itu, ambil aksi nyata untuk membuat jera dirinya selalu membohongi Anda. Caranya, sangatlah mudah. Anda tidak perlu agresif menginterogasi dengan bertanya, “Kamu bohong ya? Ngaku saja kamu bohong.”

Sebab, ada cara lain yang lebih elegan dan cerdas, seperti yang diuraikan dalam sebuah kajian deteksi kebohongan di New York Times.

Seseorang yang gemar berbohong memiliki satu kemampuan, yakni merencanakan kebohongan tersebut dalam sebuah tahapan yang telah dia hafal dalam pikiran mereka.

Tahapan tersebut lengkap dengan hal yang mendetail, bahkan tak sedikit, rincian bisa berupa hal-hal kecil, seperti warna, aroma, dan cita rasa.

Bongkar kebohongan itu dengan meminta mereka untuk mengelaborasi cerita yang mereka beberkan tersebut.

Minta mereka untuk mengembangkan ceritanya dengan pertanyaan polos.

Jadi, misalkan teman Anda mengatakan bahwa dia pernah berlibur ke Swiss. Dia mengatakan bahwa menggunakan pesawat Emirates. Lalu, tiba di Swiss pada pukul 7 malam dan langsung menuju hotel karena sudah terlalu malam.

Nah, bongkar kebohongan mereka dengan bertanya dengan santai, apa yang dia lakukan di taksi dalam perjalanan menuju hotel.

Pastinya, dia akan langsung gagap. Mengapa? Sebab, dia telah merencanakan kebohongan bahwa Anda pasti bertanya soal apa yang mereka lihat di Swiss, bukan apa yang mereka lakukan di dalam sebuah taksi.

Kebohongan itu dapat langsung terlihat dari ekspresi yang mendadak tegang, bicara sedikit melantur, atau bahkan tidak menjawab sama sekali dan mengalihkan pembicaraan.

Mengelaborasi cerita yang berangkat dari niat berbohong merupakan hal yang sulit dilakukan untuk si pembohong. Sebab, mereka sudah mempersiapkan dan menghafal semua hal yang mendetail.

Profesor Edward Geilsman dari University of California, Los Angeles, mengatakan, orang yang berbohong tidak bisa dan kesulitan jika diminta untuk mengisahkan cerita dari akhir ke awal.

Namun, cara tersebut terbilang terlalu transparan untuk menangkap kebohongan seseorang. Dia bisa saja menjawab tidak mau.
Cari Artikel Lainnya